Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Kamis, 08 Februari 2024

Penghayatan Terhadap Islam - Kajian PCM Ngawi



Ngaji malam jum'at PCM ngawi pada kamis 8 Februari 2024, masuk tema Komitmen Muslim Part# 5 dengan materi "penghayatan terhadap Islam".

Ajaran islam menciptakan kemuliaan dalam hidup manusia, jika benar-benar diimani, dipahami, dihayati, dan diamalkan secara kaffah dan penuh ketundukkan, dengan mengamalkan ajaran islam sepenuh hati.

Berikut ini Kepribadian yang harus dimiliki:

1. Keprbadian muslim:
adalah kepribadian yang pandangan sikap, pilihan, keputusan dan perbuatan sesuai dengan nilai-nilia islam. Pembentukan kepribadian muslim adalah suatu usaha untuk membentuk kepribadian muslim agar sesuai dengan aqidah dan nilai-nilai islam.

2. Kepribadian mukmin,
adalah tipe kepribadian yang memiliki karakteristik beriman kepada Allah, sedangkan karakterisitik keimanan tersebut berupa perilaku yang berkenaan dengan aqidah, sosial, keluarga, moral, emosi, intelektual, pekerjaan dan fisik.

Terkait dengan tipe kepribadian ini beliau memberikan contoh KBIH surya mabrur memeberikan tuntunan ibadah Haji dan Umroh sesuai dengan tuntunan Rasul SAW, kemudian beliau menegaskan bahwa "yang menyusun materi di KBIH adalh tim tarjih PDM ngawi, yakni Ust. Yunus, M.Ag, Ust. Nasroni, M.Ag sendiri, dll.

3. Kepribadian Muhsin,
yaitu orang beribadah kepada Allah seakan-akan melihatNya, kalaupun tidak bisa melihatnya sesungguhnya Allah telah melihat setiap apa yang dilakukan manusia. beliau menekankan " banyak kita lihat orang yang sholat terkesan terburu-buru dan kurang khusyuk.

4. Kepribadian yang muttaqin
yaitu orang yang berinfak, yaitu di waktu lapang mapun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.

4 kepribadian di atas kalau dihayati, maka seseorang itu tidak akan memperolok-olok alquran dan As-sunnah, tidak akan memperolok-olok hukum Allah atau syari'at Islam.

Kemudian beliau meneruskan dalam kajiannya "barang siapa yang menghina Alqur'an, mengolok-olok kandungan (isi) al-Qur'an, mengejek ajaran agama dan sejenisnya, ini semua adalah kekafiran yang bisa mengeluarkan seseorang dari agama.

Lanjut Ust. Nasroni memberikan contoh misalnya, seseorang yang menghina dan mengejek jenggot yang lebat, pakai celana cingkrang atau diatas mata kaki, candaan tentang perilaku sholat dll.

Di akhir pertemuan kajian, Pensiuanan Penghulu KUA Kemenag Ngawi tersebut menyampaikan dalil Qs. An-Nisa ayat 140, yakni sebagai beriut:

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلْكِتَٰبِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا۟ مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِۦٓ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ جَامِعُ ٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱلْكَٰفِرِينَ فِى جَهَنَّمَ جَمِيعًا

Artinya: Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, (Qs. An-Nisa : 140)

Ust. Nasroni, M.Ag kemudian menyampaikan Kandungan Ayat diatas diantaranya adalah
  1. Memperolok-olok Al-Qur'an
  2. Jangan manjadikan Al-Qur'an sebagai candaan.
  3. Tinggalkan mereka

Korbid Tarjih PCM Ngawi tersebut menekankan bahwa "mengolok-olok rasulullah sama aja mengolok olok al-Qur'an karena ketika rasulullah salah langsung dikoreksi oleh Allah, beda dengan manusia biasa".

Kajian tersebut, belangsung setiap malam jum'at rutin dan diikuti pengurus PCM Ngawi.
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog