Media Pustaka, Informasi dan Digitalisasi

Minggu, 17 Maret 2024

Tadarus Tajwid Mandiri [TTM] Vs Tadarus Al-Qur'an, Buka Bersama & Terima Kado Romadhon di Madin. AL-MA'UN Ketanggung



Tadarus Alquran yang sudah berjalan bertahun-tahun di Desa Ketanggung, Sine bukanlah pendidikan formal, waktu belajar sekitar 90 menit (16.30 sampa 18.00 atau jelang buka puasa). Metode belajar sistem kafilah atau halaqah. Dan setiap halaqah (kelompok) sekitar 8 - 11 orang. Satu orang membaca (Secara bergantian dan bergiliran), sedang lainnya sebagai mustami' (pendengar), menyimak dan sekaligus sebagai narasumber (ada yang di anggap mampu) membetulkan bacaan yang kurang pas bahkan ada kesalahan baik tajwid, mahrojnya. (Red_Ust. Suratmin)

Tadarus Tajwid Mandiri [TTM]

Kalau dulu, dulu sekali, ada istilah TTM, yang merupakan singkatan dari, maaf, "Teman Tapi Manja", kali ini Guru Galib memaksakan diri menggunakan singkatan TTM sebagai Tadarus Tajwid Mandiri. Istilah apa pula ini? Yach, begitulah mindset Guru Galib.

Banyak jalan menuju Bima. Banyak cara belajar bersama. Dan tampaknya warga persyarikatan ghirah (euforia) untuk menyelenggarakan acara belajar bersama. Yang penting ada kesepakatan : tempat, waktu, dan narasumbernya. Soal logistikpun boleh juga dibicarakan, namun bukan hal yang mutlak : harus begini atau begitu.

Ada hal yang menjadi pantangan atau harus dihindari, yaitu arisan. Belajar, tadarus, ngaji, kajian, atau apalah-apalah namanya jangan sampai diembel-embeli arisan. Sebab jika pakai arisan, dipastikan akan kehilangan pahala. Niatnya jadi salah. Orientasinya jadi berubah (baca : bubrah).


MADIN AL-MA'UN KETANGGUNG acara Tadarus Al-Qur'an, buka bersama & terima kado Romadon

Hal yang menggembirakan dan sangat menginspirasi bagi paguyuban lain atau calon paguyuban, seperti yang disampaikan oleh Ki @~Suratmin Ketanggung bahwa di Desa Ketanggung, Kecamatan Sine, paguyuban PRM menyelenggarakan Tadarus Alquran. Penyelenggaraannya sudah berjalan bertahun-tahun. Kegiatan ini bukanlah pendidikan formal, waktu belajar sekitar 90 menit (16.30 sampa 18.00/ menjelang buka puasa).

Semoga di luar Ramadhan pun diselenggarakan kegiatan serupa, meski tidak harus "menunggu berbuka puasa".

Metode belajar sistem kafilah atau halaqah. Setiap halaqah ( kelompok) sekitar 8 -11 orang. Satu orang membaca (secara bergantian dan bergiliran), sedangkan lainnya sebagai mustami' ( pendengar), menyimak dan sekaligus sebagai narasumber (ada yang dianggap mampu) membetulkan bacaan yang kurang pas bahkan ada kesalahan baik tajwid, makhraj (artikulasi)-nya.

Dengan informasi semacam ini diharapkan terbentuk halaqah-halaqah dengan beragam pokok bahasan di seluruh pelosok PDM Ngawi.

Jika memang belum bisa membentuk halaqah, secara mufrad (individual) bisa melakukan TTM alias Tadarus Tajwid Mandiri.

Siapa menyusul?

Afwan. Nashrun min Allān wa fathun qarìb.

(Red_Kusfandiari Abu Nidhat PCM Pangkur)
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Arsip Blog